Entri Populer

Jumat, 14 Januari 2011


A.     Pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi, prinsip-prinsip motivasi, fungsi motivasi dalam belajar, bentuk-bentuk motivasi,upaya meningkatkan motivasi belajar,dan strategi guru dalam proses belajar mengajar
1.      Pengertian motivasi belajar
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc.Donald mengatakan bahwa”motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions” motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik,1992: 173) perubahan enegi dalam diri seseorang itu terbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Karena seseorang menpunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
      Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas balajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang  tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Maslow (1943, 1970)sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu,seperti kebutuhan fisiologis,rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti dan kebutuhan estetik.
      Seseorang yang melakukan aktivitas balajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar, namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.[1]
2.   macam-macam motivasi
Sardiman mengemukakan tentang macam-macam motivasi dalam bukunya yang berjudul interaksi dapat motivasi belajar mengajar, dilihat dari dasar pembentukannya motivasi terbagi menjadi:
1.       Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Misalnya dorongan untuk makan, minum, belajar, beristirahat dan doronan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif physiological drives.
2.       Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Misalnya dorongan untuk belajar ilmu pengetahuan.
Disamping itu Frandsen, juga menambahkan tentang jenis-jenis motif bawaan ini:
1.       Cognitive motivies
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berakitan dengan pengembangan intelektual.
2.       Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.
3.       Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.[2]
Tugas guru adalah  membangkitkan motivasi siswa sehingga dia mau melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut.
1.       Motivasi instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, dan ahli dalam satu bidang tertentu.
2.       Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dari fungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang itu belajar, karena tau besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Hal ini bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting.[3] Pada orang yang tingkat motivasi instrinsiknya rendah, justru motivasi ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat, secara perlahan dapat mencangkokkan motivasi instrinsik telah untuk belajar manakala belajar yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik telah menjadi kebiasaan bagi siswa. Bahkan kalau sudah sampai ditahap pada kenyataannya anak tidak sama, temasuk motivasinya. Ketidaksamaan dalam motivasi ekstrinsik. Pengelolaan kelas yang baik, sikap guru hangat dan antusias serta pemberian penghargaan dan penguatan anak melakukan atau mencapi prestasi belajar yang memuaskan adalah salah satu bentuk dari motivasi prestasi ekstrinsik.[4]
Sardiman AM. Menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang harus ditempuh dalam menumbuhkan motivasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu.
1.   Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari kegiatan belajar. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik sehingga siswa biasanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai raport yang baik oleh karena itu langkah yang ditempuh oleh guru adalah memberikan angka-angka yang dikaitkan dengan values yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang dianjurkan kepada siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga ketrampilan dan afeksinya.
2.   Hadiah
Hadiah juga termasuk motivasi tetapi tidak selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang tidak senang atau berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
3.   Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa, baik itu persaingan individual maupun persaingan kelompok.
4.   Ego involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5.   Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan merupakan sarana motivasi. Tetapi juga jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
6.   Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkatkan, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.   Pujian
Apalagi ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus adalah motivasi yang baik.
8.   Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9.   Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga bisa dikatakan minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a)   Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b)   Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c)   Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d)   Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11.   Tujuan yang diakui.
Rumusan tujuan yang diakui dan terima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting sebab dengan memahami tujuan yang harus dipakai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.[5]

Slameto dalam bukunya Belajar Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya menyebutkan ada beberapa hal yang membangkitkan motivasi siwa, sebagai berikut.
1.       Menggairahkan Siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu  dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi pelajaran. Discovery Learning dan metode sumbang saran (Brain Storming) memberikan kebebasan semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswanya.
2.       Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis, dan memodifikasikan harapan-harapan yang tidak realistis. Untuk ini pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
3.       Memberikan Insentif
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dsb) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa.
4.       MengarahkanPengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.[6]
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran, bahwa:
Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh; tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan; mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru; ingin selalu bergabung dalam kelas; ingin identitas dirinya diakui oleh oaring lain; tindakan, kebiasaan moralnya selalu dalam kontrol diri; selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
      Sardiman juga mengemukakan pendapat yang masih dikutip oleh Ali Imran dalam buku Belajar dan Pembelajaran bahwa Ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain; tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; dapat mempertahankan pendapatnya; tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; senang mencari dan memecahkan masalah.[7]
      Secara umum peranan motivasi dalam setiap aktifitas manusia termasuk didalamnya aktifitas siswa dalam belajar yang dikemukakan oleh Sardiman A.M. sebagai berikut:
1.       Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan.
2.       Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.       Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbautan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuannya.[8]
Dengan demikian motivasi memegang peranan yang penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar tetapi juga memberikan arah yang jelas.
Dalam kegiatan belajar motivasi menduduki peranan yang sangat penting. Karena dapat dikatakan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiaran belajar sehingga siswa dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan mengenai motivasi, maka dapat dilihat bahwa motivasi mengandung 3 unsur yang saling terkait, yaitu:
1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri.
2). Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan.
3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.[9]
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada kesamaan yakni motivasi sebagai suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas yang nyata untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran motivasi akan mendorong siswa untuk giat belajar. Lain halnya dengan siswa yang tidak termotivasi untuk belajar besar kemungkinan kegiatan belajarnya kurang terarah dan malas dalam belajar, sehingga hasil belajarnya juga kurang memuaskan jadi, motivasi sangat diperluakan sebagai pendorong dan perangsang yang sifatnya mengarahkan dan menggiatkan kegiatan belajar yang terarah untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
4.      Prinsip-Prinsip motivasi
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
      Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminta untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata.
2. motivasi intrinsik libih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
      Dari seluruh kebijakan pengajaran,guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik.tidak pernah ditemukan guru tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk memberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar, semangat belajarnya sangat kuat, dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharaokan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda,tetapi karena ingin memperoleh ilmu yang sebanyak-banyaknya.tanpa diberikan janji-janji pun anak didik rajin belajar sendiri, perintah tak diperlukan karena tanpa diperintah anak sudah taat pada jadwal belajar yang dibuatnya sendiri, self study adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar anak didik yang memiliki motivasi intrinsik.
3.   Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
      Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian, setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga,memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain, hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk libih meningkatkan prestasi kerjanya,tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempatnya dan kondisi yang tepat, kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah kepada anak didik diberi sanksi berupa hukuman, hukuman badan seperti yang sering diberlakukan dalam pendidikan tradisional tidak dipakai lagi, dalam pendidikan modern sekarang, karena hal itu tidak mendidik, hukuman yang mendidik adalah hukuman sanksi dalam bentuk penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghapal ayat-ayat al quran, membersihkan halaman sekolah dan sebagainya.
4.   motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
      Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu anak didik belajar, karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan
5.   motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.   motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
      Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar, tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik,[10]
4.   Strategi guru dalam proses belajar mengajar
A.  Strategi guru dalam belajar mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digarikan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      mengidentifikasi serta menempatkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadaan anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pengangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya
4.      menempatkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.[11]
Disamping strategi diatas ada beberapa cara lagi yang harus ditempuh oleh seorang guru yaitu melalui pendekatan,ada beberapa jenis pendekatan yaitu[12]:
a.       pendekatan individual
b.      Pendekatan kelompok
c.       Pendekatan bervariasi
d.      Pendekatan edukatif
e.       Pendekatan pengalaman
f.       Pendekatan pembisaan
g.      Pendekatan emosional
h.      Pendekatan rasional
i.        Pendekatan fungsional
j.        Pendekatan keagamaan
k.      Pendekatan kebermaknaan
B.  Apa saja strategi guru agar siswa termotivasi
Salah satu strategi guru agar siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran yaitu pemilihan metode mengajar,metode yang digunakan harus sesuai dengan bahan yang diajarkan,seorang guru tidak asal memilih sembarang menggunakan sebuah metode mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus, dan jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan,tetapi guru merumuskan lebih dari satu rumusan tujuan, karenanya seorang guru selalu menggunakan metode lebih dari satu,karena sebuah metode merupakan :
1.      Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
2.      Metode sebagai strategi pengajaran
3.      Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Dibawah ini ada beberapa macam metode mengajar yaitu[13] :
a.       Metode proyek
b.      Metode eksperimen
c.       Metode tugas dan resitasi
d.      Metode diskusi
e.       Metode sosiodrama
f.       Metode demontrasi
g.      Metode problem solving
h.      Metode karyawisata
i.        Metode tanya jawab
j.        Metode latihan
k.      Metode ceramah
Semua metode diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan, itu semua tergantung seorang guru yang menggunakannya,bagaimana agar penggunaan metode tersebut bisa membawa dampak positif bagi siswa yang akan diajar dan bahkan menarik motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan diajarkan.


[1] Drs.Syaiful Bahri Djamarah,psikologi belajar edisi2(Jakarta,renika cipta,2008)h.149
[2] Ibid., h.87.
[3] Ibid., h.90.

[4]  Ali Imran, op. cit., h.90.

[5] Sardiman A.M., op. cit., h.94.
[6]  Slameto, op.cit.,  h. 175-176.

[7] Ali Imran, op. cit., h.88.

[8] Sardiman A.M., op. cit., h.85.

[9] Ibid., h.74.
[10] Drs.Syaiful Bahri Djamarah,psikologi belajar edisi2(Jakarta,renika cipta,2008)h.152-155
[11] drs.syaiful bahri djamarah dan drs.aswan zain (strategi belajar mengajar edisi revisi Jakarta,rineka cipta)h.5
[12] drs.syaiful bahri djamarah dan drs.aswan zain (strategi belajar mengajar edisi revisi Jakarta,rineka cipta)h72
[13] drs.syaiful bahri djamarah dan drs.aswan zain (strategi belajar mengajar edisi revisi Jakarta,rineka cipta)h82-98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar